Kronologi Elon Musk Mundur dari Pemerintahan AS, Berawal Kecewa dengan Trump
Pendiri Tesla dan SpaceX, Elon Musk, menyatakan mundur dari jabatannya sebagai penasihat Pemerintah Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump.
Pengunduran diri ini diumumkan Musk sehari setelah ia mengkritik tajam Rancangan Undang-undang (RUU) andalan Trump, yang disebutnya justru memperparah defisit anggaran negara.
“Sebagai karyawan pemerintah khusus yang masa tugasnya telah berakhir, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Presiden @realDonaldTrump atas kesempatan untuk membantu mengurangi pemborosan anggaran. Misi @DOGE akan terus menguat dan menjadi bagian dari budaya kerja di pemerintahan,” tulis Musk di platform X
Gedung Putih melalui salah satu pejabat senior membenarkan bahwa Elon Musk telah meninggalkan posisinya sebagai penasihat.
Kritik terhadap One Big, Beautiful Bill Act
Dalam wawancara dengan CBS News yang ditayangkan pada Selasa (27/5/2025) malam, Musk secara terbuka mengungkapkan kekecewaannya terhadap RUU pengeluaran besar-besaran yang menjadi bagian utama dari agenda domestik Trump, yakni One Big, Beautiful Bill Act.
“Saya kecewa melihat RUU pengeluaran besar ini yang malah meningkatkan defisit anggaran, bukan menguranginya, dan itu melemahkan pekerjaan tim DOGE,” ujar Musk.
RUU yang telah lolos dari DPR dan kini dibahas di Senat itu mencakup kebijakan pemotongan pajak dan peningkatan belanja pemerintah.
Namun, para pengkritik menilai RUU tersebut berpotensi membahayakan layanan publik, terutama di bidang kesehatan, dan memperbesar defisit hingga 4 triliun dollar AS (sekitar Rp 65.210 triliun) dalam sepuluh tahun ke depan.
“RUU bisa saja besar, atau indah. Tapi saya ragu bisa keduanya sekaligus,” sindir Musk dalam wawancara tersebut.
Wakil Kepala Staf Gedung Putih, Stephen Miller, mencoba meredam ketegangan. Ia menyebut bahwa RUU yang dikritik Musk bukanlah anggaran tahunan, dan pemangkasan anggaran DOGE tetap membutuhkan legislasi terpisah sesuai aturan Senat.
Meski demikian, pernyataan Musk tetap menjadi sorotan publik, terutama karena ia merupakan salah satu donatur terbesar dalam kampanye pemilihan ulang Trump pada 2024, dengan nilai sumbangan sekitar 250 juta dollar AS (sekitar Rp 4 triliun).
Kiprah DOGE di pemerintahan AS
Sebagai penasihat khusus, Musk memimpin lembaga ad-hoc Department of Government Efficiency (DOGE), yang dibentuk untuk memangkas anggaran dan menyederhanakan birokrasi federal.
DOGE mencatatkan sejumlah capaian, termasuk pemangkasan puluhan ribu posisi pegawai dan pembubaran beberapa lembaga yang dianggap tidak efisien.
Meski menargetkan penghematan hingga 1 triliun dollar AS (sekitar Rp 16.302 triliun), Musk mengakui realisasi di lapangan jauh dari harapan.
“Birokrasi pemerintah jauh lebih rumit dari yang saya bayangkan,” ujarnya kepada The Washington Post.
“Saya tahu ada masalah, tetapi memperbaiki Washington DC benar-benar seperti mendaki gunung terjal.”
Pemerintah AS menyatakan, akan tetap melanjutkan sebagian rekomendasi DOGE. Di antaranya, rencana pengajuan proposal pemangkasan anggaran ke Kongres, termasuk pemotongan 1,1 miliar dollar AS (sekitar Rp 17 triliun) dari lembaga penyiaran publik dan 8,3 miliar dollar AS (sekitar Rp 135 triliun) dari bantuan luar negeri.
Ketua DPR Mike Johnson menyampaikan apresiasi atas kontribusi Musk dan menyatakan dukungannya untuk melanjutkan reformasi pengeluaran berdasarkan evaluasi DOGE
Dampak pada bisnis Elon Musk
Selama menjabat sebagai Kepala DOGE, Musk menghadapi tekanan publik. Aksi protes terhadap pemangkasan anggaran berdampak langsung pada bisnisnya. Beberapa diler Tesla dilaporkan diserang dan mobil Tesla dibakar.
“Orang-orang membakar Tesla. Untuk apa? Itu benar-benar keterlaluan,” kata Musk.
Di sisi lain, SpaceX juga mengalami hambatan teknis. Prototipe roket Starship milik perusahaan itu meledak di atas Samudra Hindia saat menjalani uji coba peluncuran.
Pengunduran diri Musk dari dunia politik menuai beragam reaksi. Senator Ron Johnson dari Partai Republik menyatakan memahami keputusan Musk dan mendorong pemerintah lebih serius dalam pengendalian anggaran.
Selama ini, Musk dikenal sebagai pendukung kuat Trump. Ia bahkan sempat menggelar kampanye bersama dan memuji Trump sebagai “orang hebat yang semakin saya kenal, semakin saya suka”.
Trump sendiri pernah menyebut Musk sebagai “pahlawan Amerika sejati”, dan bahkan memberi kesempatan Tesla memamerkan produknya di halaman Gedung Putih saat penjualan mobil melemah.
Kini, Musk menyatakan ingin kembali fokus pada bisnis utamanya dan mengurangi keterlibatan dalam politik nasional.
“Saya pikir saya sudah cukup berkontribusi di bidang politik,” ujar Musk.
0 Response to "Kronologi Elon Musk Mundur dari Pemerintahan AS, Berawal Kecewa dengan Trump"
Posting Komentar