BEM se-Soloraya Tantang Wapres Gibran soal Janji 19 Juta Lapangan Kerja

 PULUHAN mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Soloraya menggelar unjuk rasa satu tahun pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, Senin, 20 Oktober 2025. Aksi digelar di kawasan Tugu Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, dimulai sekitar pukul 16.30 WIB.

Para demonstran menyerukan berbagai tuntutan terkait janji kampanye dan situasi demokrasi di Indonesia. Koordinator BEM se-Soloraya Ridwan Nur Hidayat mengatakan, aksi ini menjadi refleksi atas kinerja pemerintahan yang dinilai belum sepenuhnya menepati janji-janji politiknya. Salah satu sorotan utama adalah realisasi janji 19 juta lapangan kerja yang hingga kini belum terlihat.

Ridwan mengungkapkan para mahasiswa menginginkan mengajak debat Wapres Gibran sekaligus menagih janji penyediaan 19 juta lapangan kerja. Meski dengan adanya program MBG sudah ada penyerapan tenaga kerja, janji Gibran adalah 19 juta lapangan kerja.

"Kami dari aliansi BEM Solo Raya dengan teman-teman Semarang dari Banyumas itu mau ke Solo. Kami saat ini baru membahas untuk membuat diskusi dan akan menanyakan janji Gibran soal 19 juta lapangan kerja yang sampai saat ini belum benar-benar terealisasi dengan baik," tuturnya.

Untuk program MBG yang telah dijalankan, masih banyak persoalan di lapangan. Kasus keracunan karena menyantap menu MBG yang terjadi di beberapa daerah menunjukkan lemahnya pengawasan terhadap pelaksanaan program tersebut. “Kami tidak menyalahkan program MBG-nya, tapi perlu ada pengawalan dan pengetatan agar program ini benar-benar sesuai fungsinya dan tidak menimbulkan masalah baru,” katanya.

Para mahasiswa juga menuntut penegakan kebebasan berpendapat di ruang publik. Mereka menilai tindakan represif aparat terhadap aksi massa masih sering terjadi. “Negara ini harusnya menjamin demokrasi yang sehat. Namun pada 29 Agustus lalu, tercatat ribuan mahasiswa dan masyarakat ditangkap saat menyuarakan pendapat. Ini bukti bahwa ruang demokrasi kita masih sempit,” ujar Ridwan.