Jumbo Geser Agak Laen dari Peringkat 2, Ernest Prakasa,Ini Kekalahan yang Membanggakan

 Dominasi film komedi "Agak Laen" di box office Indonesia akhirnya tergeser. Film animasi "Jumbo" resmi merebut posisi kedua sebagai film Indonesia terlaris sepanjang masa, mengalahkan raihan penonton Agak Laen yang sebelumnya bertahan kuat di posisi tersebut.

Tak butuh waktu lama bagi Jumbo—yang digarap oleh Visinema Studios—untuk mencapai prestasi tersebut. Hanya dalam waktu sebulan sejak tayang, film ini berhasil meraup lebih dari 9 juta penonton dan masih terus bertahan di layar bioskop.

Menanggapi pencapaian luar biasa ini, sutradara Agak Laen, Ernest Prakasa, angkat bicara lewat akun Instagram pribadinya, @ernestprakasa.

Alih-alih kecewa karena tersingkir, Ernest menunjukkan sikap suportif dan sportif yang menuai pujian publik.

"Jumbo resmi menyalip posisi Agak Laen sebagai film terlaris Indonesia ke-2. Jika ini dianggap sebagai sebuah 'kekalahan', maka ini adalah kekalahan paling membanggakan," tulis Ernest 

Unggahan Ernest disertai gambar poster editan yang menggabungkan karakter film Agak Laen dan tokoh utama Jumbo. Teks dalam gambar itu berbunyi,

“Mantap kali Jumbo sudah lewati penonton Agak Laen.” diikuti sebuah gesture yang menunjukkan rasa bangga meski tersalip.

Ernest bahkan memberi semangat pada Jumbo untuk terus melaju ke puncak:

Film Jumbo yang mengangkat kisah persahabatan, petualangan, dan keluarga lewat animasi berkualitas lokal, kini tinggal selangkah lagi menyaingi film KKN di Desa Penari yang masih bertengger di posisi pertama film Indonesia terlaris sepanjang masa.

Tak hanya menjadi bukti bahwa film animasi lokal bisa bersaing, keberhasilan Jumbo juga menjadi indikator bahwa selera penonton Indonesia kini semakin beragam dan terbuka terhadap berbagai genre, termasuk animasi yang selama ini dianggap segmented.

Dengan animo yang masih tinggi dan layar yang terus bertambah, bukan tak mungkin Jumbo akan mencatat sejarah baru dalam perfilman nasional.

Sementara itu, sikap Ernest Prakasa menunjukkan bahwa pencapaian dalam industri film tak selalu soal kompetisi, tapi juga soal apresiasi dan kolaborasi antar kreator.